Presiden Soekarno andalkan olahraga |
Logo Asian Games |
Indonesia mengawali penampilan
dengan menyabet tiga perunggu di Asian Games I. Setelah itu mampu naik merebut
perak pada Asian II/1954 di Manila, Filipina dengan raihan tiga perak dan tiga
perunggu. Namun pada Asian Games III/1958 di Tokyo Jepang, Indonesia
menurun dengan hanya meraih enam perunggu.
Baru pada Asian Games IV/1962, Indonesia mulai era emas di ajang pesta olahraga
antarbangsa Asia ini. Bertindak sebagai tuan
rumah di Jakarta, Indonesia yang tengah berjuang membangun kejayaan setelah
lepas dari penjajahan tahun 1945 dan rongrongan para antek penjajah, berhasil
meraih sukses prestasi dan penyelenggaraan.
Presiden Soekarno yang memberikan
perhatian luar biasa pada olahraga dalam membangun karaketer bangsa mampu
menghadirkan fasilitas olahraga tingkat dunia yang megah. Kini peninggalannya
bisa dilihat pada Stadion Utama dan Istana Olahraga Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta. Sayang komplek olahraga yang tertata
rapi itu kini mulai terdesak kepentingan bisnis sehingga kopleks atlet yang ada
di daerah itu tergusur berganti apartemen, hotel dan pusat perbelanjaan.
Dengan semangat luar biasa
membangun bangsa melalui olahraga sebagai pilar utama, Presiden Soekarno tidak
sia-sia mengangkat nama Indonesia.
Selain mampu menghadirkan fasilitas yang megah dengan disian futuristic itu Indonesia juga mampu menunjukkan diri mampu
bersaing dengan negara-negara Asia dalam
prestasi.
Bayangkan, Indonesia
mampu menempati peringkat dua klasemen perolehan medali dengan raihan 21 emas
26 perak dan 30 perunggu. Indonesia
hanya kalah dari Jepang yang menempati posisi teratas.
Sejak itu Indonesia mampu
terus mempertahankan tradisi emas. Namun prestasi Indonesia
secara keseluruhan belum mampu lagi menyamai apa yang diraih di Jakarta tahun 1962.
Posisi terbaik Indonesia setelah itu adalah peringkat
enam yang dicapai pada 3 Asian Games. Pertama di Asian Games Bangkok/1966 dengan
raihan 7-4-10. Kemudian pada Asian Games
IX/1982 di New Delhi India dengan 4-4-7. Setelah itu di
Asian Games XI/Beijing, China dengan
3-6-21.
Sedangkan raihan emas terbaik Indonesia setelah Jakarta
1962 terjadi pada Asian Games VIII/ 1978 di Bangkok,
Thailand.
Penyelenggaraan ke 8 pada tahun dengan angka akhir 8 ini Indonesia juga
dinaungi angka 8. Indonesia
merebut delapan emas dengan hiasan 7 perak dan 18 perunggu. Namun Indonesia
saat itu hanya berada di urutan tujuh.
Raihan terburuk Indonesia di
era emas itu terjadi pada Asian Games X/1986 di Seoul, Korsel dengan hanya 1 –
5 – 4. Namun peringkat terendah Indonesia
tercatat pada Asian Games XV/2006 di Doha, Qatar yaitu menempati urutan 22.
Sedangkan pada Asian Games XVI/2010
di Guangzhou, China, peringkat Indonesia naik ke urutan 15 dengan 4-9-13.
Nah, bagaimana dengan Asian Games
Incheon nanti? Indonesia
menargetkan peringkat 10 besar. Berapa emas yang akan diraih Indonesia?
Akankah Bumi Korea kembali
memberi keberuntungan yaitu dengan hanya merebut satu emas Indonesia masuk
urutan 9 Asian Games 1986? Dengan bermodalkan 68 emas yang telah diraih Indonesia bisa meningkatkan persiapan untuk menambah pundi-pundi emas di Incheon. (SPC-1)
>>>> Kunjungi Sumber Asli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar