Menu

Menu1

coiga

Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) adalah organisasi profesi wartawan olahraga di Indonesia. SIWO Pusat sebagai induk dari 33 Pengurus Cabang Siwo Provinsi memiliki hampir 3.000 anggota dari media cetak, televisi dan online yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Inilah modal kekuatan SIWO dalam melakukan tugas jurnalistik dan melaksanakan peran dalam pembinaan olahraga di tanah air.

Kamis, 20 Februari 2014

Duka Dan Terimakasih Untuk Mas Pardi.


Oleh: Gungde Ariwangsa

SIWO PUSAT COM - Kami, para wartawan khususnya wartawan olahraga,  berduka begitu dalam atas meninggalnya Supardi Saleh. Wartawan tiga jaman yang sudah melanglang di dunia pers sejak tahun 1970 itu menghadap Sang Khalik di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (18/2/2014). Mas Pardi - demikian saya biasa memanggil beliau - berpulang saat bertugas meliput Kejuaraan Nasional Biliar di Kota Batik. Ini menjadi bukti wartawan yang pernah bertugas di Harian Kami, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Suara Bangsa dan Majalah Berita Biliar ini memang setia pada profesinya sampai ajal memanggil dalam usia 65 tahun. Dia lahir, hidup dan meninggal untuk dunia pers.


Dalam rentang waktu yang begitu panjang menjadi wartawan olahraga, Mas Pardi termasuk  kenyang pengalaman meliput berbagai kejuaraan single event mau pun multi event baik di dalam dan luar negeri. Salah satu contohnya, Mas Pardi telah meliput 10 kali kejuaraan bulutangkis All England. Rekor ini melebihi rekor Rudy Hartono yang juara delapan kali All England dan sampai kini belum terpecahkan.

Almarhum memang lebih dikenal sebagai wartawan peliput bulutangkis namun sebenarnya Mas Pardi adalah wartawan all round. Semua cabang olahraga pernah dijejaki, diintip, diliput dan ditulis. Demikian juga semua lembaga olahraga. Mulai dari tingkat klub, pengurus cabang, pengurus provinsi induk organisasi cabang olahraga demikian juga dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Federasi internasional berbagai cabang olahraga juga tidak lepas dari liputannya.

Almarhum yang terkenal supel dan kocak begitu luas pergaulannya. Semua wartawan dalam dan luar negeri banyak yang mengenalnya. Kehadirannya selalu dirindukan bila dia berhalangan meliput. Atlet, pelatih, pembina dan pengurus olahraga hampir semua akrab dengannya..

Mas Pardi cepat dikenal bukan semata karena tubuhnya yang kecil namun karena dalam bertugas sering melontarkan pertanyaan yang mengagetkan. Tulisannya juga dalam dan tajam.

Tidak mengherankan bila banyak yang kehilangan dan berduka kala mendengar dan mengetahui Mas Pardi telah meninggal dunia. Di media sosial bertubi-tubi muncul artikel tentang kenangan semasa almarhum meliput dan juga ucapan berduka cita.

Reuni Akbar

Ya kami berduka cita. Namun di balik itu kami juga pantas mengucapkan terimakasih kepada Mas Pardi. Almarhum yang semula sempat akan dimakamkan di Pekalongan namun kemudian dipindahkan ke Jakarta telah menyatukan hampir ratusan wartawan olahraga saat menanti kedatangan jenazah almarhum di kantor Siwo Jaya.

Mulai pagi hari hingga jenazah tiba di Senayan, tidak henti wartawan baik yang tua dan muda berdatangan. Tidak mengherankan bila ajang melayat itu berubah menjadi reuni akbar para wartawan olahraga dari berbagai lintas generasi. Ada angkatan 70, 80, 90, 2000. Rasanya inilah pertemuan besar keluarga besar Seksi Wartawan Olahraga.

Ketika menunggu jenazah almarhum tiba, halaman di salah sektor Stadion Utama Gelora Bung Karno itu, menjadi ajang silaturahmi. Yang muda menjadi kenal para seniornya. Demikian juga sebaliknya. Kadang-kadang terdengar tawa ketika para senior berkumpul bercerita pengalaman masa lalu. Ada nostalgia lucu, unik dan barang kali indah dan mengasyikan yang kembali muncul saat berkumpul.

Terimakasih Mas Pardi. Memang jasadmu yang datang namun engkau telah mampu menyatukan kami. Engkau telah memberikan suntikan baru lagi tentang  arti penting dari silaturahmi setelah kami semua setiap hari sibuk tidak mengenal waktu untuk bekerja dan berkarya.

Dari sini pula engkau seperti mengingatkan kembali pentingnya persatuan dan kesatuan wartawan olahraga. Persatuan, kebersamaan dan kesatuan telah menunjukan Siwo memiliki potensi dan kekuatan luar biasa karena dari ratusan orang yang datang ada orang-orang yang luar biasa.

Semoga moment reuni saat penyambutan jenazah Mas Pardi membangunkan kembali persatuan dan eksistensi Siwo. Semangat Mas Pardi semoga bisa memberi semangat baru agar para wartawan olahraga bisa memberi karya dan peran yang diperhitungkan. Terutama saat olahraga Indonesia tengah merosot dalam prestasi dan terpinggirkan dalam pembangunan bangsa ini.

Sudah saatnya Siwo sebagai salah satu pilar pembina dan pengawas olahraga Indonesia bangkit. Lincah, gesit bergerak, tajam dalam menganalisa dan bernas dalam menyajikan tulisan. Tentunya dengan tetap mengutamakan tanggungjawab.

Dari Jakarta, Pekalongan dan kembali ke Jakarta. Mas Pardi telah dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Kami berduka Mas Pardi. Kami berterimakasih Mas Pardi. Kami bersedih namun engkau memberi suntikan semangat untuk bangkit dan mengenal kembali siapa kami ini.Sebuah warisan yang tak ternilai.

Selamat jalan Mas Pardi dan beristirahatlah engkau dengan tenang .....

* Gungde Ariwangsa: Wartawan HU Suara Karya dan Ketua Harian Siwo Pusat

 >>>> Kunjungi Sumber Asli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar