Menu

Menu1

coiga

Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) adalah organisasi profesi wartawan olahraga di Indonesia. SIWO Pusat sebagai induk dari 33 Pengurus Cabang Siwo Provinsi memiliki hampir 3.000 anggota dari media cetak, televisi dan online yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Inilah modal kekuatan SIWO dalam melakukan tugas jurnalistik dan melaksanakan peran dalam pembinaan olahraga di tanah air.

Senin, 27 Januari 2014

KONFLIK KONI-KOI > Agum Gumelar Siap Turun Gunung

Agum Gumelar
SIWO PUSAT COM - JAKARTA (Suara Karya): Mantan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Agum Gumelar prihatin melihat dan mendengar kondisi olahraga di Tanah Air saat ini. Sudah merosot dalam prestasi, olahraga Indonesia bertambah tidak sehat dengan munculnya hubungan tidak harmonis para pengurus olahraga yang menjurus kepada konflik dan perpecahan.

Agum mengungkapkan keprihatinannya ketika menerima kunjungan Pengurus Siwo PWI Pusat masa bakti 2013 - 2018 di kediamannya di Jakarta Selatan, Jumat petang. Pria berusia 68 tahun yang selalu tampil rapi dengan gaya bicara teratur dan tegas ini menyatakan, dirinya selain tetap berolahraga juga terus mengikuti perkembangan olahraga Indonesia. Termasuk perkembangan terakhir mengenai ketidakharmonisan hubungan KONI dan Komite Olaimpiade Indonesia (KOI).

"Perseteruan itu tidak sehat karena bisa berdampak tidak baik secara psikologis. Ini membingungkan induk organisasi cabang olahraga dan para atlet. Tentu ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena akan makin merugikan bukan saja olahraga namun juga bangsa Indonesia," ujar Agum.

Dia menegaskan, harus ada kebesaran jiwa dari masing-masing pimpinan lembaga olahraga nasional untuk mengatasi masalah yang ada. "Harus ada ketulusan dan kejujuran hati dalam melaksanakan tugas sesuai dengan undang-undang. Semuanya harus demi kesatuan dan kejayaan bangsa dan negara," katanya sambil memegang bagian belakang kepalanya dengan tangan kanan.

Agum menjelaskan, masalah ketidakharmonisan yang muncul antara KONI dan KOI bisa diselesaikan kalau masing-masing menghormati tugas, posisi dan fungsi masing-masing. Pemerintah melalui Kementrian Pemuda dan Olahraga hanya mengatur masalah kebijakan dan tidak opreasional. Seharusnya induk-induk organisasi yang lebih difungsikan.

 "Setelah berprestasi baru menjadi fungsi KONI untuk mengkoordinir dalam melaksanakan pemusatan latihan untuk multi event. KONI yang melaksanakan persiapan. Baru untuk pengirimannya menjadi urusan KOI," katanya.

Mantan Menko Polkam itu kemudian menegaskan, sebenarnya soal hubungan KONI dan KOI itu simple sekali. Makanya, dia berharap semuanya berjiwa besar untuk tidak saling menjatihkan. "Semuanya harus demi bangsa," tegasnya.

Ketika dinyata apakah dia bersedia turun lagi menyelesaikan konflik KONI - KOI seperti ketika turun gunung menyelesaikan perseteruan dalam tubuh PSSI dulu, Agum dengan tegas menyatakan bersedia dan siap. Namun dia mengajukan syarat asal ada yang meminta dirinya untuk menormalisasi keadaan.

"Harus ada yang meminta dan memberi mandat untuk saya. Tentu saya tidak mungkin datang begitu saja. Pokoknya kalau diminta, saya siap," ujarnya sambil tersenyum. (Gungde Ariwangsa) >>>> Kunjungi Sumber Asli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar