Gungde Ariwangsa |
SURAT PERNYATAAN KEPRIHATINAN
SIWO PWI PUSAT
ATAS PRESTASI KONTINGEN INDONESIA
DI SEA GAMES XXVII MYANMAR
Salam Olahraga
Pesta
olahraga antarbangsa Asia Tenggara, SEA Games XXVII yang berlangsung di Myanmar
dari tanggal 11 sampai 22 Desember 2013 telah memberikan pelajaran berharga
bagi masyarakat, khususnya insan olahraga, Indonesia. Pada perhelatan inilah
Kontingen Indonesia telah
kehilangan gelar juara umum yang diraih dua tahun lalu pada SEA Games XXVI saat
Indonesia
menjadi tuan rumah.
Selain lepasnya
gelar juara umum itu ada yang lebih memprihatinkan yaitu posisi Kontingen Indonesia
merosot dratis ke urutan nomor 4 (empat) klasemen perolehan medali SEA Games
Myanmar. Indonesia yang meraih 65 medali emas, 83 perak dan 109 perunggu harus
menerima kenyataan berada di bawah Thailand, Myanmar dan Vietnam.
Dengan menempati peringkat empat
maka Indonesia kembali ke
masa kelabu di ajang SEA Games seperti
yang diraih pada SEA
Games XXIV/2007 di Nakhon Rachasima, Thailand. Beruntung tidak terpuruk pada prestasi
terburuk ke posisi lima seperti yang terjadi pada SEA
Games XXIII/2005 di Manila, Filipina.
Indonesia juga gagal memenuhi
target yang dicanangkan untuk merai 120 emas. Semula ketika berangkat ke Myanmar, Indonesia memang tidak menargetkan
juara umum namun berusaha merebut 120 emas. Indonesia optimistis bisa masuk
jajaran 3 (tiga) besar. Namun nyatanya ini pun tak tercapai.
Kegagalan Kontingen Indonesia kali ini sebenarnya sudah dapat diprediksikan sejak
persiapan dan keberangkatan menuju Myanmar. Pasalnya persiapan Kontingen
Indonesia
menghadapi berbagai kendala. Uang saku atlet tersendat-sendat, pemenuhan
peralatan latihan dan pertandingan tidak bisa terpenuhi dengan baik, program
uji coba yang tertunda-tunda bahkan terpotong tidak sesuai program.
Semua itu muncul karena belum
jelasnya masalah pendanaan olahraga Indonesia terutama dalam persiapan
menghadapi kegiatan multievent seperti SEA Games, Asian Games dan bahkan
Olimpiade. Pemerintah belum bisa memberikan pendanaan yang memadai dan jelas. Pemerintah
masih menganggap olahraga sebagai prioritas yang ke sekian dalam pembangunan
bangsa.
Sudah begitu kondisi iklim
keolahragaan nasional juga tidak mendukung pembinaan prestasi. Ini berkaitan
dengan adanya rebutan kepentingan antarlembaga yang bertanggungjawab dalam
pembinaan olahraga di Tanah Air. Beberapa organisasi induk cabang olahraga
(Pengurus Besar) terpecah belah. Kasus terakhir tentunya persaingan antara
Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Melihat
kondisi tersebut maka Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) Pusat yang mempunyai peran sebagai salah satu pilar pembina
olahraga Indonesia
dengan ini menyatakan sikap sebagai berikut:
- Amat perihatin atas prestasi Kontingen Indonesia pada SEA Games Myanmar. Prestasi di Myanmar harus menjadi pelajaran untuk melakukan perbaikan serius ke depan
- Pemerintah, dalam hal ini Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga bersama KOI dan KONI segera melakukan evaluasi yang ketat dan mendalam tentang sebab kegagalan di Myanmar.
- Mengusulkan agar Kemenpora, KOI dan KONI meninjau kembali dan membubarkan Program Indonesia Emas agar bisa dilakukan perbaikan menyeluruh baik program maupun reposisi dan personil yang mendukungnya.
- Perlu segera dilakukan percepatan skala prioritas pembinaan pada cabang-cabang olimpiade potensi Indonesia dan cabang ibu olahraga yaitu atletik, renang dan senam.
- Segera diakhiri konflik dalam organisasi olahraga. KOI dan KONI harus bergandeng tangan memperbaiki merosotnya prestasi olahraga Indonesia dan bukan justru terus berpolemik atau berseteru.
- Pemerintah (Kemenpora) segera memperjuangkan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tentang pentingnya olahraga menjadi leading sector dalam pembangunan bangsa dan negara. Dengan demikian juga diperjuangkan anggaran yang memadai dan jelas untuk pembangunan olahraga. Seperti yang dilaksanakan bangsa-bangsa dan negara-negara besar di dunia.
- Dalam era informasi ini maka Kemenpora, KOI, KONI dan induk organisasi cabang olahraga perlu menerapkan penyampian informasi yang terbuka dan tertata dengan baik. Menguasi informasi menjadi salah satu prasyarat untuk menggelorakan semangat cinta olahraga dan memenangkan peratrungan di kancah olahraga.
Demikian pernyataan Sikap
Keprihatinan ini kami sampaikan dan terimakasih.
Jayalah Olahraga Indonesia
Jakarta, 21 Desember 2013
Hormat kami,
Pengurus Pusat Siwo PWI
Gungde Ariwangsa SH Firmansyah
Gindo
Ketua Harian Sekretaris
Keterangan lebih lanjut bisa
hubungi: HP: 082110068127
Tidak ada komentar:
Posting Komentar