Menu

Menu1

coiga

Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) adalah organisasi profesi wartawan olahraga di Indonesia. SIWO Pusat sebagai induk dari 33 Pengurus Cabang Siwo Provinsi memiliki hampir 3.000 anggota dari media cetak, televisi dan online yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Inilah modal kekuatan SIWO dalam melakukan tugas jurnalistik dan melaksanakan peran dalam pembinaan olahraga di tanah air.

Selasa, 18 Februari 2014

Supardi Saleh Wartawan Olahraga Senior Meninggal Dunia

SIWO PUSAT COM - Wartawan olahraga senior Supardi Saleh meninggal dunia Selasa (18/2/2014) malam di Pekalongan, Jateng. Almarhum yang total mengabdikan karir jurnalistiknya untuk meliput kegiatan olahraga, berpulang saat meliput kejuaraan biliar setempat. Jenazah almarhum malam ini disemayamkan di RS Bendan, Pekalongan.


Berdasarkan info terakhir dari ketua SIWO PWI Pusat, AA Gungde Ariwangsa, Jenazah Supardi akan dimakamkan di Pekalongan, Rabu (19/2/2014) Saat ini rekan-rekan almarhum dari Siwo Jaya, Siwo Pusat, atau pengurus PWI Jaya dan PWI Pusat masih mencoba menghubungi pihak keluarga besarnya. Hingga saat kepergiannya yang mendadak, almarhum Supardi Saleh diketahui belum pernah berkeluarga.

BULUTANGKIS 

Almarhum Supardi Saleh menekuni liputan olahraga, terutama bulutangkis, yang turut mengantarkan namanya demikian mendunia. Almarhum hampir tak pernah absen meliput kejuaraan bulutangkis, baik 'single-event' atau 'multi-event'. Tahun 1991, saat meliput Kejuaraan Dunia Bulutangkis di Kopenhagen, Denmark, Supardi Saleh yang berperawakan 'mungil' itu menjuarai tunggal putra dari kejuaraan khusus diantara media peliput.

Almarhum sangat dikenal diantara para peliput bulutangkis dunia, atau umumnya dikalangan wartawan olahraga mancanegara. Jika almarhum tidak tampak diantara para juruwarta Indonesia, rekan-rekan peliput luar negeri akan mempertanyakan keberadaannya.

"Ya mas Pardi sangat dikenal di kalangan wartawan olahraga di luar negeri. Mereka selalu menanyakan, 'where your friend, Mr. Small Body? Tentu, mereka bercanda," kenang Gunawan Tarigan, wartawan dari generasi jauh dibawahnya.

Almarhum memang dikenal sangat supel, seperti tidak memberi jarak pada kalangan wartawan olahraga dari usia jauh dibawahnya. Sejak 1970, almarhum Supardi Saleh aktif meliput aktivitas jago-jago bulutangkis Tanah Air.

Almarhum hampir tak pernah absen mengikuti sepak-terjang Rudy Hartono di All England. Pada 1972, almarhum meliput eksibisi bulutangkis di Lausanne, Swiss, agar bisa memperoleh akses ke Olimpiade Munchen. Almarhum meliput saat bulutangkis pertama kali dipertandingkan secara resmi di Olimpiade Barcelona, 1992, dengan keberhasilan 'pengantin emas' Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti.

Almarhum mengawali karir kewartawanannya dengan mengabdi di Harian Sinar Harapan. Ada sepenggal cerita saat almarhum meliput Asian Games 1986 di Seoul, Korsel. Dia asyik meliput, tetapi beritanya tak masuk-masuk. Di Jakarta, rekan kerjanya Rudy Parengkuan akhirnya 'buka kartu'. "Sudahlah, gak usah kau kirim berita lagi, koran kita sudah dibreidel."

Selepas itu, almarhum melanjutkan pengabdiannya di 'Suara Pembaruan'. Sempat pula berkarir di 'Suara Bangsa', walaupun pada 1999 tak terbit lagi.

Soeharto Olii, wartawan senior yang cukup dekat dengan almarhum, mengatakan, almarhum Supardi Saleh berulangkali menyatakan bahwa wartawan adalah profesi yang akan terus melekat seumur hidup. "Karena itu almarhum terus mencoba aktif," terang Olii.

Almarhum, jelas Olii, sempat mengelola majalah khusus biliar, dan menjadi humas wushu saat PB Wushu Indonesia (WI) disahkan sebagai cabor anggota KONI Pusat, 1990. Selamat jalan, Mas Pardi. >>>> Kunjungi Sumber Asli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar