Menu

Menu1

coiga

Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) adalah organisasi profesi wartawan olahraga di Indonesia. SIWO Pusat sebagai induk dari 33 Pengurus Cabang Siwo Provinsi memiliki hampir 3.000 anggota dari media cetak, televisi dan online yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Inilah modal kekuatan SIWO dalam melakukan tugas jurnalistik dan melaksanakan peran dalam pembinaan olahraga di tanah air.

Jumat, 07 Februari 2014

Asian Games 2014: Satlak Prima Jangan Gegabah Dan Menggampangkan!

Firmansyah Gindo
SIWO PUSAT COM - JAKARTA - Kondisi persiapan menuju Asian Games 2014 Incheon di Korea Selatan yang serba tidak pasti mendapat sorotan tajam dari Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Pusat. Apalagi beberapa cabang olahraga yang masuk daftar akan dikirim ke Asian Games banyak yang ragu untuk memulai Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) mengingat belum adanya aturan hukum yang pasti untuk memayungi jalannya persiapan menuju Incheon.


            Seperti diketahui, sampai saat ini surat keputusan (SK) untuk melaksanakan Pelatnas Asian Games belum juga terbit. Menanggapi berlarut-larutnya masalah penerbitan SK ini, Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Suwarno menyatakan agar  para cabor untuk segera mulai pelatnas, terhitung 1 Februari kemarin. Tidak perlu sampai menunggu SK, baru pelatnas dimulai.

            Melihat kenyataan tersebut SIWO PWI Pusat mengimbau agar Satlak Prima tidak gegabah dan menggampangan masalah pelaksanaan Asian Games ini. Bukan saja persiapan Asian Games harus lebih baik dari SEA Games Myanmar tahun lalu namun juga ini menyangkut soal urusan nasib orang. Baik itu atlet maupun pelatih yang jumlahnya mencapai ratusan orang labih.

            “Satlak Prima jangan gegabah dan menggampangkan. Harusnya SK Pelatnas itu diprioritaskan agar semuanya berjalan dengan payung hukum yang jelas dan pasti. Ini kan mengurus orang. Siapa nanti yang akan bertanggungjawab masalah uang sakunya,  uang makannya dan keperluan latihan lainnya,” ujar Sekretaris SIWO Pusat, Firmansyah Gindo ketika dihubungi Jumat pagi.

            Firmansyah yang akrab dipanggil Yongki itu lebih tegas menyakan, dirinya dan SIWO prihatin mendengar dan melihat soal ini. Tampaknya pemerintah dalam hal ini Kantor Menteri Pemudua dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat dan Satlak Prima yang bertanggungjawab atas persiapan menuju Asian Games ini tidak belajar dari kejadian persiapan SEA Games Myanmar. Saat itu semuanya berjalan penuh ketidakpastian sehingga Pelatnas berjalan tidak seperti yang diharapkan. Hasilnya Indonesia harus menerima kenyataan pahit gagal total di Myanmar.

            “Jadi jangan modal nekad lagi. Kemenpora, KONI dan Prima perlu segera menyelasaikan masalah SK ini secepatnya. Jangan dibikin berlarut-larut karena waktu yang tersisa amat sempit untuk melakukan persiapan ke Asian Games,” ungkap wartawan RRI yang bertubuh tambun itu dengan kata tegas lewat telepon seluluernya.

            Belum adanya SK itu menurut Yongki wajar saja beberapa cabor belum berani melaksanakan Pelatnas mulai tanggal 1 Februari seperti yang dinyatakan Ketua Satlak Prima. Mereka tentu tidak ingin pengalaman Pelatnas SEA Games Myanmar terulang dan menimpa mereka lagi. Apalagi ditengarai, banyak pengurus cabor yang berani nekad menalangi dana persiapan saat ini namun ketika diurus penggantiannya, banyak yang tidak mendapatkan sesuai dengan apa yang telah dikeluarkan.
            “Pengalaman itu jangan terulang lagi. Satlak Prima kan sudah berjanji akan melaksanakan Pelatnas Asian Games ini serba lebih baik dari SEA Games lalu. Maka buktikan janji itu agar cabor tidak kebingungan,” tutur Yongki yang mantan Humas KONI Pusat itu.

            Sementara itu, mengetahui belum turunnya SK Pelatnas itu beberapa cabor tidak berani melaksanakan Pelatnas serentak mulai Sabtu, 1 Februari 2014. Imbauan Ketua Satlak Prima belum membuat mereka yakin.

            "Ya, tidak bisa seperti itu. Kalau engga ada SK tidak ada yang bertanggung jawab nanti. Karena tidak semua cabor punya dana untuk melakukan TC," ungkap pelatih cabang panahan, Daniel Lumalesil. "Kita berharap secepatnya-lah diterbitkan SK, sehingga bisa mulai pelatnasnya, apalagi melihat situasi seperti sekarang," tambah  Daniel.

            Dia masih menunggu surat dari Prima untuk melakukan Pelatnas. "Kita belum bisa melakukan pelatnas, karena kita masih menunggu SK dari Prima, dikeluarkan," kata Daniel yang khawatir, dengan molornya jadwal pelatnas dari yang seharusnya membuat waktu persiapan atlet semakin sedikit.

Hal yang sama juga terjadi di  renang. Menurut Ketua Pembinaan dan Prestasi PB PRSI, Heru Purwanto, pihaknya sampai saat ini belum melakukan pelatnas karena masih menunggu SK pelatnas atlet Asian Games 2014.

"SK masih kita tunggu sampai sekarang. Jadi kita belum bisa melakukan pemusatan latihan hingga saat ini. Soalnya kalau belum ada SK tapi kita jalan, nanti salah" kata Heru.

Meski begitu, Heru mengatakan, atlet yang kemarin disetorkan namanya ke Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), sejak beberapa hari lalu sudah mulai melakukan persiapan diri.

"Mereka (atlet yang sudah disetorkan namanya) tetap kita persiapkan. Tapi memang latihannya saat ini masih di klub masing-masing. Supaya ketika nanti dipanggil pelatnas, mereka sudah siap semua." (SPC-1)


>>>> Kunjungi Sumber Asli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar